CIMAHI, (Pena realitas) – Selama 35 hari, RW 01 di Kelurahan Padasuka, Kota Cimahi, menjadi laboratorium inovasi bagi para mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 4 Mitra PEMDA Kota Cimahi. Tidak tanggung-tanggung, mereka menggulirkan program pemberdayaan masyarakat yang menyasar dua sektor krusial sekaligus: pengelolaan sampah dan penguatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Doc.saatoembuatanlubangbiopori
Program ini meninggalkan jejak nyata yang kini mulai dirasakan manfaatnya oleh warga. Di bidang lingkungan, para mahasiswa memperkenalkan tiga solusi praktis untuk mengatasi masalah sampah dari akarnya dan bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup sebagai bentuk sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat RW 01 Kelurahan Padasuka, Cimahi. Mereka memandu warga membuat lubang biopori di setiap RT untuk mengurangi genangan air dan mempercepat penyerapan.
Doc.pembuatanlubangbiopori
Untuk sampah organik sisa dapur, solusi yang ditawarkan adalah *budidaya maggot (larva BSF)* yang bekerjasama dengan komunitas Magot Suka. Mahasiswa tidak hanya memberikan sosialisasi, tetapi juga membagikan bibit maggot secara gratis agar warga bisa langsung mempraktikkan cara mengubah sampah menjadi pakan ternak bernilai tinggi. Sementara itu, sampah anorganik seperti kantong plastik disulap menjadi produk kreatif melalui *pelatihan pembuatan kerajinan* yang digelar di Posyandu RW 01.
Doc.saatkegiatanberlangsung
Di pilar ekonomi, para mahasiswa KKN bergerak cepat untuk memperkuat para pelaku usaha lokal. Langkah pertama adalah membentuk *organisasi UMKM tingkat RW*, sebuah wadah yang belum pernah ada sebelumnya untuk saling berbagi informasi dan berkolaborasi.
Doc.saatkegiatanberlangsung
Tidak berhenti di situ, mereka melakukan pendampingan legalitas yang paling dibutuhkan. Bekerja sama dengan tim KKN Tematik Halal dari UIN Bandung, para mahasiswa memfasilitasi proses pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan pendampingan sertifikasi halal.
"Dulu kami jualan ya sekadarnya saja. Sekarang setelah dibantu urus NIB dan diberi pemahaman soal label halal, kami jadi lebih percaya diri untuk menawarkan produk ke luar," ujar salah seorang pelaku UMKM.
Doc.kolaborasidenganDLH
Program kerja yang komprehensif ini disambut dengan tangan terbuka oleh masyarakat. Mereka berharap, kebiasaan mengelola sampah melalui biopori dan maggot dapat terus berlanjut, sementara UMKM yang kini lebih terorganisir dan tersertifikasi mampu menjadi motor penggerak ekonomi baru di lingkungan mereka.
Mahasiswa KKN Kelompok 4 telah membuktikan bahwa pengabdian selama 35 hari mampu memberikan kail, bukan sekadar ikan. Mereka tidak hanya meninggalkan lingkungan yang lebih bersih, tetapi juga fondasi kemandirian ekonomi yang lebih kokoh bagi warga RW 01 Padasuka.
Penulis : KKN Kelompok 4
Editor : Anay
0 Komentar