KEBUMEN (Pena realitas) – Siapa sangka sampah rumah tangga yang seringkali menjadi masalah bisa diubah menjadi pakan ternak berprotein tinggi dan paving block yang kokoh? Inilah inovasi yang diperkenalkan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 56 dari UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri (UIN SAIZU) Purwokerto kepada warga Desa Sampang, Kecamatan Sempor.
Doc.sesifotobersama
Melalui "Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik" yang digelar di Gedung Serbaguna Balai Desa pada 22 Juli 2025 lalu, para mahasiswa tidak hanya memberikan teori, tetapi juga praktik langsung yang membuka mata para warga. Acara ini turut dihadiri oleh Kepala Desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta aparatur desa setempat.
Lalu Harjan Islamianto, Ketua Kelompok KKN 56 yang juga bertindak sebagai pemateri, membagi pelatihan menjadi dua solusi konkret.
Pertama, untuk sampah organik, ia memperkenalkan budidaya maggot (larva lalat tentara hitam/BSF). Warga ditunjukkan secara langsung bagaimana telur dan maggot dapat dengan rakus mengurai sampah sisa makanan.
“Sampah organik ini bisa menjadi makanan maggot. Nantinya, maggot tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak ikan atau unggas karena kaya akan protein. Bahkan, kotoran maggot pun bisa menjadi pupuk tanaman yang sangat subur,” jelas Lalu di hadapan para peserta.
Kedua, untuk sampah anorganik, para mahasiswa mempraktikkan proses daur ulang yang tak biasa: mengubah sampah plastik menjadi paving block. Dengan komposisi 60% cacahan plastik, 30% oli bekas, dan 10% pasir, mereka menunjukkan bagaimana limbah yang sulit terurai dapat diolah menjadi bahan bangunan yang kuat dan bernilai ekonomis.
Doc.saatkegitanberlangsung
Kepala Desa Sampang, Bapak Sarikun S.Sos., menyambut antusias program ini. “Program ini sangat bermanfaat dan kami berharap dengan adanya pelatihan ini dapat tercipta peluang usaha baru bagi warga Desa Sampang,” ungkapnya.
Antusiasme warga pun terlihat jelas. Salah satunya adalah Pak Rido, yang terkesan dengan potensi budidaya maggot. Ia juga menitipkan harapan besar agar program ini tidak berhenti sebatas pelatihan.
“Saya harap program ini tidak hanya pelatihan saja, tapi ada pengaplikasian di masyarakat secara langsung. Karena di KKN sebelumnya hanya sampai tahap pelatihan, tidak ada kelanjutannya,” ujar Pak Rido, menyuarakan harapan warga akan keberlanjutan program.
Doc.prosespembuatan
Dengan menyajikan solusi yang inovatif dan aplikatif, mahasiswa KKN UIN Saizu telah berhasil memantik semangat baru di Desa Sampang. Kini, sampah tidak lagi dipandang sebagai masalah, melainkan sebagai sumber daya yang menunggu untuk diolah menjadi berkah.
0 Komentar