Ticker

6/recent/ticker-posts

Wabah Sampah Mengintai, Mahasiswa PMM UNU STAIS Pasuruan Gerak Cepat Selamatkan Kecamatan Lekok

Pasuruan, (pena realitas) Senin 04 Agustus 2025 – Mahasiswa Program Mahasiswa Mengabdi (PMM) dari Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) STAIS Pasuruan berkolaborasi untuk mengatasi masalah sampah di Kecamatan Lekok. Inisiatif ini diwujudkan melalui diskusi gabungan antara Kelompok 05 yang bertugas di Desa Jati Rejo dan Kelompok 01 di Desa Rowo Gempol. Pertemuan tersebut diselenggarakan di Balai Desa Rowo Gempol.

Dokumentasi kegiatan 

Diskusi ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan bersama mahasiswa atas kondisi lingkungan di Kecamatan Lekok. Mereka menyadari bahwa masalah sampah, seperti kurangnya kesadaran masyarakat dan belum optimalnya sistem pengelolaan, menjadi isu serius yang memerlukan penanganan kolektif.

Dalam pertemuan tersebut, mahasiswa dari kedua desa saling bertukar data dan temuan di lapangan. Mereka memaparkan kondisi permasalahan sampah di wilayah masing-masing yang ternyata memiliki banyak kesamaan.

"Kami sadar masalah sampah ini tidak bisa diselesaikan secara parsial per desa. Perlu ada gerakan bersama agar dampaknya lebih terasa," ujar M. Ubaidillah Abdi, Koordinator PMM Kelompok 05 Desa Jati Rejo. "Melalui forum ini, kami ingin menyatukan gagasan dan merumuskan solusi yang bisa diterapkan secara sinergis." tambahnya. 

Beberapa gagasan utama yang muncul dari diskusi ini antara lain:

Pengembangan Bank Sampah: Program ini bertujuan mengubah sampah menjadi nilai ekonomis bagi warga. Abd Rohim, Koordinator Kelompok 01 Desa Rowo Gempol, menyatakan,

"Konsep 'Bank Sampah' sangat potensial. Selain mengurangi volume sampah, ini juga bisa memberikan nilai tambah ekonomi bagi warga."  

Edukasi 3R (Reduce, Reuse, Recycle): Mahasiswa berencana meningkatkan edukasi mengenai konsep ini kepada masyarakat, mulai dari tingkat rumah tangga hingga sekolah. 

"Bukan cuma menyuarakan, menjelaskan pakai teori, atau PPT. Melainkan, kami harus mencontohkan bagaimana melakukan 3R tersebut," tambah Abd Rohim.

  • Kerja Bakti Terkoordinasi: Mahasiswa juga mengusulkan perancangan jadwal kerja bakti rutin untuk membersihkan titik-titik rawan penumpukan sampah.

"Kerja bakti terkoordinasi ini bukan hanya soal membersihkan lingkungan, tetapi juga tentang membangun kesadaran kolektif. Mari kita sepakati jadwal rutin agar setiap desa bisa bergerak bersama, saling mendukung, dan memastikan tidak ada lagi 'titik buta' sampah yang terlewat. Ini adalah komitmen kita bersama untuk masa depan Lekok yang lebih bersih." 
Ungkap M Ubaidillah Abdi.

Diskusi kolaboratif ini tidak hanya berhenti pada gagasan. Kedua kelompok PMM berkomitmen untuk menindaklanjuti hasil diskusi ini dan mengimplementasikannya dalam beberapa pekan ke depan. Diharapkan, langkah kecil yang diinisiasi oleh para mahasiswa ini dapat menjadi pemicu terciptanya lingkungan yang lebih bersih dan masyarakat yang lebih peduli di Kecamatan Lekok.

Posting Komentar

0 Komentar