Ticker

6/recent/ticker-posts

Mengoptimalkan Daur Ulang Ban: Peran Mahasiswa KKN UNIWARA Gentong dalam Mendorong Digitalisasi Usaha Lokal

Pasuruan (Pena realitas) – Di tengah isu global mengenai limbah dan keberlanjutan, sebuah usaha kecil di Pasuruan, Jawa Timur, menunjukkan bahwa kreativitas lokal mampu menjadi solusi nyata bagi lingkungan. Usaha tersebut bernama Duta Ban, sebuah UMKM yang sudah berdiri lebih dari 40 tahun dan konsisten memanfaatkan ban bekas untuk diolah menjadi produk fungsional maupun artistik.

Doc.sesifotobersama

Produk yang dihasilkan sangat beragam, mulai dari tempat sampah, kursi outdoor, pot bunga, polisi tidur, sandal karet, hingga pelindung bodi mobil. Dengan memadukan keterampilan tangan, ketekunan, dan inovasi, Duta Ban telah membuktikan bahwa barang yang kerap dianggap limbah ternyata bisa memiliki nilai tambah tinggi sekaligus ramah lingkungan.

Daur Ulang Ban: Dari Limbah Menjadi Produk Bernilai Seni

Proses produksi di Duta Ban masih sepenuhnya handmade. Para pekerja menggunakan alat-alat sederhana seperti arit, pisau, sesetan, dan paku untuk membentuk ban menjadi produk baru. Salah satu produk andalannya adalah tempat sampah dari ban bekas, yang dibuat dengan cara memotong ban utuh menjadi dua bagian.

Doc.prosesdaurulangban

Ban yang digunakan berasal dari beragam jenis kendaraan, mulai dari truk, mobil pribadi, hingga mesin diesel. Menariknya, dari satu ban besar, bisa dihasilkan satu hingga enam tong sampah, terutama jika ban tersebut memiliki tiga lapisan karet.

Dalam sehari, satu pekerja mampu memproduksi 6 hingga 10 tempat sampah, bergantung pada ukuran dan jenis ban. Aktivitas produksi ini dilakukan setiap hari, kecuali Minggu, tanpa meninggalkan ciri khas manual yang sudah melekat sejak awal berdiri.

Doc.prosesmewarnai

Bagi pengelola Duta Ban, nilai utama yang ingin dijaga bukan hanya aspek bisnis, tetapi juga filosofi di baliknya.

“Kami bangga menjadi salah satu usaha lokal Pasuruan yang tetap mempertahankan nilai-nilai handmade, ramah lingkungan, dan terus berinovasi dalam mengolah ban bekas menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai seni,” ujar pengelola Duta Ban.

Tantangan di Era Digital

Meskipun memiliki potensi besar, Duta Ban menghadapi kendala dalam hal pemasaran. Seperti banyak UMKM tradisional lainnya, keterbatasan dalam mengakses teknologi digital membuat produk-produk Duta Ban kurang dikenal secara luas. Selama ini, penjualan hanya mengandalkan promosi dari mulut ke mulut serta jaringan pelanggan lama.

Di sinilah peran mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNIWARA Gentong masuk sebagai motor perubahan. Melalui program pengabdian masyarakat, mahasiswa hadir untuk mendampingi proses transformasi digital yang menjadi kebutuhan mendesak bagi UMKM di era modern.

Kolaborasi Mahasiswa KKN UNIWARA Gentong: Dari Offline ke Online

Langkah-langkah konkret yang dilakukan mahasiswa KKN UNIWARA Gentong dalam mendampingi digitalisasi Duta Ban diwujudkan melalui kegiatan yang terstruktur. Salah satu bentuk pendampingan adalah pembuatan website resmi Duta Ban yang menampilkan profil usaha, sejarah, serta katalog produk daur ulang ban secara lengkap. Tidak hanya itu, mahasiswa juga menyusun konten katalog digital berisi detail produk, mulai dari tong sampah, sandal karet, kursi, hingga pot bunga, yang dilengkapi dengan foto dan deskripsi sehingga lebih menarik dan informatif.

Selain pembuatan dan penyusunan konten, mahasiswa juga memberikan pelatihan dasar penggunaan website agar pengelola usaha dapat menambah atau memperbarui informasi secara mandiri. Lebih lanjut, pendampingan strategi pemasaran digital turut dilakukan dengan memanfaatkan website sebagai sarana promosi utama sekaligus rujukan pelanggan, sehingga Duta Ban dapat lebih mudah dikenal masyarakat luas dan memiliki daya saing yang lebih kuat di era digital.

Kolaborasi ini tidak hanya memberikan pengalaman lapangan bagi mahasiswa, namun juga memberi dampak langsung pada keberlanjutan dan pertumbuhan UMKM lokal.

Dampak Positif: UMKM Lokal Naik Kelas

Kolaborasi ini membuktikan bahwa transformasi digital tidak hanya berlaku bagi perusahaan besar, tetapi juga dapat diterapkan pada usaha kecil berbasis lokal. Melalui strategi digitalisasi, Duta Ban kini memiliki peluang untuk memperluas pasar hingga ke tingkat nasional, meningkatkan daya saing produk daur ulang dengan UMKM lain, memperkuat branding sebagai usaha ramah lingkungan, sekaligus membuka kesempatan peningkatan pendapatan melalui jalur distribusi yang lebih variatif.

Lebih dari itu, kerjasama mahasiswa KKN UNIWARA Gentong dengan Duta Ban juga menjadi bentuk nyata sinergi antara dunia akademik dan masyarakat. Mahasiswa belajar langsung mengenai tantangan UMKM, sementara pengusaha lokal mendapat manfaat dari ide-ide segar dan teknologi yang dibawa generasi muda.

Inspirasi untuk UMKM Lain

Kisah Duta Ban menjadi contoh inspiratif bahwa usaha berbasis daur ulang dan keberlanjutan memiliki peluang cerah di era digital. Dengan kombinasi kearifan lokal, keterampilan tradisional, serta strategi pemasaran modern, produk yang lahir dari limbah bisa memiliki daya tarik tersendiri di mata konsumen.


Kolaborasi ini juga menegaskan bahwa inovasi dan keberlanjutan bukanlah hal yang terpisah, melainkan bisa berjalan beriringan. Dengan dukungan yang tepat, UMKM kecil sekalipun bisa naik kelas dan bersaing di pasar modern.

Penulis :
- Choirunisa' Aliefani
- Dewi Puspita Anggraeni 
- Lailatul Imama
- Muhammad Akbar Reyshandy
- Rizqi Sofi Nur Fitriyah, M.Si

Editor : Anay

Posting Komentar

0 Komentar