Ticker

6/recent/ticker-posts

Ciptakan Generasi Anti-Perundungan, Mahasiswa PMM Kelompok 13 UNU STAIS Pasuruan Ajak Siswa SD di Prigen Jadi Agen Perubahan

PASURUAN (Pena realitas) – Suasana lapangan di salah satu sekolah dasar wilayah Ledug, Prigen, mendadak riuh dengan sorak-sorai dan tawa anak-anak. Bukan sedang bermain biasa, mereka tengah asyik mengikuti sesi edukasi interaktif tentang bahaya perundungan (bullying) yang dibawakan oleh 20 mahasiswa Program Mahasiswa Mengabdi (PMM) Kelompok 13, sebuah kolaborasi dari Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) dan STAI Salahuddin Pasuruan.

Doc.sesifoto bersama dan penyerahan banner informasi anti-perundungan

Kegiatan sosialisasi yang digelar pada Selasa, 15 Juli 2025 lalu ini dirancang khusus untuk mematahkan citra seminar yang kaku. Para mahasiswa menggunakan metode yang dekat dengan dunia anak-anak, seperti pemutaran video animasi dan kuis berhadiah, untuk menjelaskan definisi, bentuk, serta dampak negatif dari perundungan.

Para siswa diajak untuk mengenali berbagai bentuk *bullying*, mulai dari kekerasan verbal seperti mengejek hingga kekerasan fisik. Melalui simulasi sederhana, mereka juga diajarkan cara bersikap saat melihat atau mengalami perundungan.

Doc.saatkegiatanberlangsung

Adib Humaidi, Ketua Kelompok PMM, menegaskan bahwa penanaman nilai-nilai empati harus dimulai sejak dini untuk memutus mata rantai perundungan.

"Kami ingin menanamkan nilai-nilai kebaikan dan saling menghargai. Harapan terbesar kami adalah siswa-siswi di sini bisa menjadi agen perubahan, yang berani membela temannya dan menciptakan lingkungan yang positif, bukan hanya untuk diri mereka sendiri, tapi juga bagi orang lain," ujar Adib.

Inisiatif para mahasiswa ini disambut dengan tangan terbuka oleh pihak sekolah. Kepala Sekolah, Bapak H. Sujono, S.Pd., menyampaikan apresiasi yang mendalam atas kepedulian para mahasiswa terhadap isu kesehatan mental dan sosial di lingkungan sekolah.

"Kami sangat berterima kasih. Materi ini sangat relevan dan krusial untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi anak-anak kami untuk belajar dan bertumbuh," ungkap Bapak H. Sujono. "Kolaborasi edukatif seperti ini sangat kami harapkan dapat terus berlanjut."

Acara ditutup dengan sesi foto bersama dan penyerahan banner informasi anti-perundungan dari mahasiswa PMM kepada pihak sekolah. Banner tersebut kini terpasang di dinding sekolah sebagai pengingat harian bagi siswa untuk terus menyebarkan kebaikan dan berani menolak segala bentuk perundungan.
 

 

Penulis : Adam Abrar Javier
Editor   : Anay  

Posting Komentar

0 Komentar