Ticker

6/recent/ticker-posts

Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Pasuruan Raya Serukan Aksi "Darurat Kekerasan Aparat", Suarakan Perlawanan Terhadap Represifitas

PASURUAN – Gelombang perlawanan terhadap dugaan kekerasan aparat akan kembali menggema di Pasuruan. Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pasuruan Raya secara resmi mengeluarkan seruan aksi solidaritas bertajuk "Darurat Kekerasan Aparat" yang akan digelar pada hari Minggu, 31 Agustus 2025.


Berdasarkan poster digital yang tersebar luas, aksi damai ini akan dipusatkan di Taman Pahlawan Pasuruan, dimulai pukul 14.00 WIB. Para peserta aksi diimbau untuk mengenakan almamater dari kampus masing-masing sebagai simbol persatuan gerakan intelektual mahasiswa.

Poster aksi menampilkan visual yang kuat, dengan gambar kendaraan taktis dan aparat kepolisian berlatar suasana yang tegang. Kata-kata provokatif seperti "PEMBUNUH" disematkan dengan tegas, menunjukkan tingkat kemarahan dan kekecewaan para mahasiswa terhadap tindakan represif yang terjadi.

Tagar seperti #LAWANREPRESIFITASPOLRI dan #AKSISIMBOLIK turut diviralkan untuk menggalang dukungan publik secara lebih luas di dunia maya. Aksi ini disebut sebagai respons atas berbagai insiden kekerasan yang melibatkan aparat keamanan dan sebagai bentuk solidaritas terhadap para korban.

Suara Perempuan Melawan: "Ketakutan Kami Ubah Jadi Keberanian"

Di tengah dominasi narasi maskulin dalam aksi jalanan, perwakilan perempuan dari aliansi menegaskan bahwa mereka tidak akan tinggal diam. Salah satu inisiator aksi, Ulva Jauharotul Mukaromah memberikan pernyataan yang berapi-api mengenai peran perempuan dalam perlawanan ini.

"Ini bukan sekadar seruan, ini adalah jeritan kami. Jeritan dari mereka yang suaranya coba dibungkam oleh laras senjata dan sepatu lars," tegas Ulva.

Ia menambahkan bahwa perempuan seringkali menanggung dampak berlapis dari kekerasan, baik secara fisik maupun psikologis. Namun, menurutnya, hal itu justru menjadi bahan bakar untuk perlawanan yang lebih besar.

"Sebagai perempuan, kami merasakan ketakutan itu berlipat ganda. Tapi rasa takut itu tidak akan membuat kami diam. Justru, ketakutan itu kami ubah menjadi keberanian. Setiap langkah kami di jalanan nanti adalah sumpah bahwa kami tidak akan pernah menyerah pada tirani. Kami berdiri di garda terdepan bukan sebagai korban yang lemah, tetapi sebagai pejuang yang menuntut keadilan dan pertanggungjawaban penuh dari setiap aparat yang bertindak brutal. Mereka pikir kekerasan bisa membungkam perlawanan? Mereka salah besar," pungkasnya dengan lantang.

Aliansi BEM Pasuruan Raya berharap aksi ini dapat menjadi pengingat bagi pihak berwenang bahwa setiap tindakan kekerasan terhadap warga sipil tidak akan pernah ditoleransi dan akan selalu dilawan.


Penulis : Waizul Q
Editor   : Anay

Posting Komentar

0 Komentar