Ticker

6/recent/ticker-posts

Saat Cangkul dan Sapu Lidi Satukan Mahasiswa dan Warga: Gotong Royong Penuh Makna di TPU Cijayanti

BOGOR (PenaRealitas) – Suara cangkul yang beradu dengan tanah dan sapu lidi yang menyapu dedaunan kering menjadi irama kebersamaan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Cijayanti, Minggu (3/8/2025). Tua, muda, warga lokal, hingga mahasiswa dari dua universitas berbeda, lebur menjadi satu dalam semangat gotong royong untuk merawat tempat peristirahatan terakhir para leluhur mereka.

Doc.SaatGotongRotong

Kegiatan kerja bakti ini merupakan sebuah kolaborasi apik yang diinisiasi untuk menyambut Hari Kemerdekaan. Seluruh elemen masyarakat turun tangan, mulai dari para Ketua RT di lingkungan RW 04, Ketua Pemuda Desa Cijayanti, hingga puluhan mahasiswa yang tergabung dalam tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Djuanda dan tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas IAI Nasional Laa Raiba Bogor.

Sejak pagi hari, para peserta telah berkumpul di gerbang utama TPU. Dengan arahan dari koordinator lapangan, mereka bahu-membahu membersihkan setiap sudut pemakaman. Ada yang memangkas rerumputan liar yang menutupi jalur peziarah, ada yang mencabuti semak belukar, sementara yang lain fokus mengumpulkan sampah organik dan non-organik untuk dibuang pada tempatnya. Kehadiran para mahasiswa dari dua kampus berbeda ini memberikan suntikan energi baru dan semangat positif bagi warga.

Lebih dari sekadar aksi fisik, kerja bakti ini memiliki makna yang mendalam. Membersihkan TPU adalah cara warga Cijayanti merawat memori kolektif dan menghormati para pendahulu yang telah berpulang. Bagi mereka, TPU bukan sekadar lahan pemakaman, melainkan ruang spiritual yang harus dijaga kebersihan dan kehormatannya. Kegiatan ini juga menjadi ajang interaksi sosial lintas generasi yang efektif, memperkuat kembali ikatan silaturahmi yang mungkin terkikis oleh kesibukan sehari-hari.

Perwakilan mahasiswa PkM Universitas Djuanda menyatakan bahwa keterlibatan mereka adalah bentuk pengabdian yang sesungguhnya.

"Bagi kami, ini bukan hanya membersihkan makam. Ini adalah cara kami belajar langsung dari masyarakat tentang arti gotong royong dan menghormati para leluhur. Teori pengabdian masyarakat yang kami pelajari di kelas, wujud nyatanya kami temukan di sini, saat cangkul dan sapu lidi menyatukan kita semua," ungkapnya.

Apresiasi senada juga datang dari Ketua Pemuda Desa Cijayanti, yang bangga melihat antusiasme para mahasiswa.

"Melihat adik-adik mahasiswa mau turun tangan bersama kami seperti ini adalah sebuah kebanggaan. Ini membuktikan bahwa semangat kepedulian tidak pernah luntur dan kami harap kegiatan ini menjadi pemantik agar anak-anak muda Cijayanti semakin cinta dan peduli pada kampungnya sendiri," tuturnya.

Kolaborasi antara warga dan mahasiswa dari Universitas Djuanda serta Universitas IAI Nasional Laa Raiba ini menjadi cerminan harmonis bagaimana dunia akademik dapat bersinergi dengan kearifan lokal. Kegiatan ini tidak hanya meninggalkan TPU yang lebih bersih dan terawat, tetapi juga menanamkan kembali nilai-nilai luhur gotong royong kepada generasi muda, sebagai fondasi bangsa yang kuat dan berbudaya.
 

Penulis : (Kelompok 1, PkM Universitas Djuanda Bogor)
Editor : Anay 


Posting Komentar

0 Komentar